Ditulis oleh al Ustadz Abu Utsman Kharisman
BAB KEEMPAT: TAKUT DARI KESYIRIKAN
TEMA : BAHAYA KESYIRIKAN DAN PENGARUHNYA YANG SANGAT BURUK BAGI SESEORANG
✅Dalil Kedua:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آَمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
Dan ketika Ibrohim berdoa: Wahai Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah) sebagai negeri yang aman, dan jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari menyembah berhala (Q.S Ibrohim: 35)
????Penjelasan:
Faidah yang bisa diambil dari ayat ini, di antaranya:
- Dengan sebab doa Nabi Ibrohim ini Makkah menjadi daerah yang aman.
Bukti Allah menjadikan Makkah sebagai tempat yang aman, adalah berdasarkan firman Allah:
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا آمِنًا وَيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ
Tidakkah mereka melihat bahwa Kami menjadikan (tanah) Haram (Makkah) sebagai tempat yang aman, sedangkan manusia di sekelilingnya disergap (untuk ditawan, dibunuh, atau dirampok)(Q.S al-‘Ankabuut ayat 67).
- Disyariatkannya dalam doa untuk mendahulukan diri sendiri, baru kemudian orang lain. Nabi Ibrohim berdoa dengan mendahulukan dirinya sendiri kemudian baru keturunannya: Wahai Tuhanku, jauhkanlah aku dan keturunanku dari menyembah berhala.
- Semestinya setiap orang yang berdoa hendaknya mendoakan dirinya, keluarga, dan keturunannya (sebagaimana penjelasan Ibnu Katsir dalam tafsirnya).
- Nabi Ibrohim dengan kemurnian tauhid yang ada pada beliau masih mengkhawatirkan kesyirikan pada diri beliau dan keturunannya.
Jika Nabi Ibrohim yang demikian mulia kedudukannya, sebagai Khalil (kekasih) Allah saja masih mengkhawatirkan kesyirikan terjadi pada beliau, maka lebih-lebih lagi orang lain yang di bawahnya. Harus sangat merasa takut dan khawatir terjatuh ke dalam kesyirikan.
Karena itu, seorang tabi’i yang bernama Ibrohim atTaymiy ketika membaca ayat tersebut berkata:
مَنْ يَأْمَنُ مِنَ الْبَلاَءِ بَعْدَ خَلِيْلِ اللهِ إِبْرَاهِيْمَ
Siapakah yang bisa merasa aman dari bala’ (kesyirikan) setelah Kholil Allah (kekasih Allah) Ibrohim (alaihissalam)(riwayat atThobary dalam tafsirnya)
- Jika pada bagian yang pertama (permintaan keamanan bagi Makkah), doa Nabi Ibrohim dikabulkan oleh Allah, untuk doa agar anak keturunannya dijauhkan dari kesyirikan, hal ini tidak tercapai seluruhnya. Ada, bahkan banyak keturunan Nabi Ibrohim yang terjatuh dalam kesyirikan. Hal itu menunjukkan bahwa tidak semua doa para Nabi dikabulkan oleh Allah. Semua urusan di Tangan Allah. Dialah Allah satu-satunya yang Maha Berkuasa untuk berbuat sesuai KehendakNya. Sebagaimana Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam ketika berdoa agar masing-masing umatnya tidak saling berperang satu sama lain, itu tidak dikabulkan oleh Allah, sesuai dengan hikmah yang diketahuiNya (faidah disarikan dari Syaikh Ibn Utsaimin dalam al-Qoulul Mufid)
عَنْ عَامِرِ بْنُ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْبَلَ ذَاتَ يَوْمٍ مِنْ الْعَالِيَةِ حَتَّى إِذَا مَرَّ بِمَسْجِدِ بَنِي مُعَاوِيَةَ دَخَلَ فَرَكَعَ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ وَصَلَّيْنَا مَعَهُ وَدَعَا رَبَّهُ طَوِيلًا ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَيْنَا فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلْتُ رَبِّي ثَلَاثًا فَأَعْطَانِي ثِنْتَيْنِ وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً سَأَلْتُ رَبِّي أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالسَّنَةِ فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالْغَرَقِ فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيهَا
Dari Amir bin Sa’d dari ayahnya bahwa Rasulullah shollallahu alaihi wasallam baru datang pada suatu hari dari ‘Aaliyah. Hingga ketika di masjid Bani Muawiyah beliau masuk dan sholat dua rokaat. Kamipun sholat bersama beliau. Dan beliau berdoa kepada Tuhannya dengan lama. Kemudian beliau menghadap kami. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Aku meminta kepada Rabku tiga hal. Aku diberi dua hal dan tidak diberikan satu hal. Aku meminta Tuhanku agar janganlah umatku dibinasakan dengan kekeringan panjang, maka aku diberikannya. Aku meminta agar jangan sampai umatku binasa (seluruhnya) dengan ditenggelamkan. Maka hal itu diberikan kepadaku. Aku meminta agar janganlah umatku berperang satu sama lain, ternyata hal itu tidak dipenuhi oleh Allah (H.R Muslim)