Sesungguhnya yang halal jelas dan yang haram jelas
〰〰〰〰〰〰〰〰
اﻟﺤﻼﻝ ﺑﻴﻦ ﻭاﻟﺤﺮاﻡ ﺑﻴﻦ.
أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ :
إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ
أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْب
ُ[رواه البخاري ومسلم]
_______
Dari Abu Abdillah An-Nu’man bin Basyir Rodhiyallahu ‘anhuma berkata:
Aku mendengar Rosulullah
Shallallaahu ‘alaihi wasallam Bersabda :
“Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang harom itu jelas dan antara keduanya terdapat perkara yang samar (syubhat) yang tidak diketahui perkara tersebut oleh kebanyakan manusia..
Barangsiapa yang menjaga diri dari syubhat maka telah terjaga agamanya dan kehormatannya..
Dan barangsiapa yang jatuh ke dalam syubhat maka telah jatuh ke dalam keharaman..
Ibarat seorang penggembala yang menggembala disekitar perbatasan yang hampir masuk merumput kedalamnya..
Ketahuilah! Setiap raja memiliki tanah perbatasan..
Ketahuilah ! Sesungguhnya batasan Allah adalah apa yang diharamkannya..
Ketahuilah !
Sesungguhnya didalam jasad terdapat segumpal daging..
Apabila baik daging tersebut akan baiklah seluruh jasad..
Apabilah rusak daging tersebut maka akan rusak seluruh jasad..
Ketahuilah ! Dia adalah hati
( Muttafaq ‘alaih )
Faidah hadist keenam:
✔perkara dalam agama terbagi tiga :
Perkara yang sudah jelas kehalalannya.
Perkara yang sudah jelas keharamannya.
Perkara yang samar-samar antara halal dan haram yang kita kenal dengan istilah “syubhat”.
Dan kita dituntunkan untuk meninggalkan perkara syubhat agar dapat menjaga diri dan agama kita dari perkara yang haram..
✔syari’at Islam ini sudah jelas kehalalan dan keharamannya.. dan perkara syubhat/samarnya sudah diketahui oleh sebagian manusia..
✔seyogyanya bagi kita meninggalkan perkara yang samar hukumnya/syubhat sampai kita meyakini akan kehalalannya.
✔seseorang yang jatuh dalam perkara syubhat sangat besar kemungkinan untuk tidak akan kembali kepada perkara yang jelas sehingga ia akan binasa..
✔baiknya pengajaran Nabi
Shallallaahu ‘alaihi wasallam dengan permisalan yang Beliau berikan serta penjelasan terhadap suatu perkara.
✔bahwasanya barometer baik dan buruknya seseorang tergantung hati..
Maka hendaknya seseorang senantiasa menjaga hatinya sehingga menjadi lurus serta baik tubuhnya dalam segala amalan yang ia kerjakan..
✔ kerusakan pada lahiriyah seseorang menunjukkan rusaknya bathin yang ada didalam dirinya..
Karena apabila baik hati seseorang maka akan baik seluruh amalan zohirnya..
Dan apabila buruk keadaan hatinya maka akan jelek pula seluruh apa yang akan ia kerjakan..
Rusaknya keadaan hati akan mempengaruhi perbuatan amal seseorang.
نسأل الله السلامة و العافية
✔Dalam kitab Syarh AlArba’iin anNawawiyyah, ketika menjelaskan hadits ke-6 tersebut, Asy Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullah berpendapat:
Sebab-sebab munculnya syubhat adalah:
1. Sedikitnya ilmu
2. Sedikitnya pemahaman, yakni: lemah dalam memahami sesuatu
3. Kurang dalam mentadabburi (mempelajari).
Dia tidak memayahkan dirinya (bekerja extra) untuk terus mencari, meneliti dan mengetahui maknanya.
4. Niat yg jelek (dan ini adalah sebab terbesarnya).
Dia berniat hanya untuk mendukung pendapatnya semata, tanpa memandang apakah pendptnya itu benar atau salah..
✔Nasihat Asy-Syaikh Al-Utsaimin yang lain dalam mensyarah hadits tersebut adalah:
“Di antara hikmah Allah dengan disebutkannya perkara-perkara yang mutasyaabihaat adalah menjadi jelas siapa yang bersungguh-sungguh dalam tholabul ilmi dan mana yang bermalas-malasan”
jika kita bersungguh-sungguh dalam tholabul ilmi (mempelajari/meneliti), berbagai syubhat…
maka akan tersingkap hukumnya, apakah termasuk yang halal/dibolehkan ataukah termasuk yang haram/dilarang.
Paling tidak kita tanyakan kpd para ulama..
____________
“Tidak mungkin ada dalam syariat ini sesuatu yang seluruh manusia tidak mengetahui hukumnya, berdasarkan sabda Beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam :
لا يعلمهن كثير من الناس
“…Banyak manusia yang tidak mengetahui..”
Sehingga mafhum mukholafahnya:
Banyak yang tidak mengetahui, berarti ada yang mengetahui hukumnya…
Wallaahua’lam.
〰〰〰〰〰〰〰〰
Ustadz Abu Hammam Al-Atsary
Tambahan faidah dari Abu Ishaq Hidayat dari grup WA Ittibaus Sunnah 1
WA Forum Berbagi Faidah