You are currently viewing Dari Daurah Slipi : Sikap Terhadap Ihyaut Turats (IT)

Dari Daurah Slipi : Sikap Terhadap Ihyaut Turats (IT)

 Menyikapi Jum’iyyah Ihya’ut Turats (JIT)

(Tanya Jawab bersama asy-Syaikh Hani bin’Ali bin Braik al-Yamani hafizhahullah)

Dari Kajian Ilmiyah “BERPEGANG TEGUH DENGAN SUNNAH”

di Masjid al-Mujahidin, Slipi – Jakarta Barat. Ahad, 25 Syawwal 1434 H/1 September 2013 M

Jum’iyyah Ihyaut Turaits (IT) ini para ‘ulama kita telah menjelaskan tentangnya sejak sekian tahun yang lalu, yaitu sejak lebih dari 20 tahun yang lalu!! Para ‘ulama yang menjelaskan tentang IT ini antara lain,

–          Al-’Allamah Al-Muhaddits al-Faqih al-Mujaddid Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah

–       Al-’Allamah al-Imam al-Muhaddits al-Faqih al-Mujahid Hamil Liwa’ al-Jarh wa at-Ta’dil – wa imam aimmah al-jarh wa at-ta’dil fi hadza az-Zaman asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah

–          Al-’Allamah al-Faqih asy-Syaikh ‘Ubaid hafizhahullah wa Baraka fi ‘umrihi

Dan para ‘ulama ahlus sunnah wal jama’ah lainnya yang  sangat banyak jumlahnya. Kalau seandainya kita sebutkan nama-nama para ‘ulama tersebut niscaya akan panjang.

Namun akan aku sampaikan tentang selayang pandang tentang pengaruh/dampak (negatif) Jum’iyyah IT ini terhadap negeri-negeri kaum muslimin.

Pertama, di Yaman IT telah mencabik-cabik Dakwah Salafiyyah di negeri Yaman. Ketika itu, Jum’iyyah IT datang ke Yaman dalam kondisi Dakwah Salafiyyah bersatu. Kemudian JIT memecah Dakwah Salafiyyah. Muncullah dari kalangan murid-murid asy-Syaikh Muqbil orang yang menentang manhaj salaf yang selama ini didakwahkan oleh asy-Syaikh Muqbil!! Dengan alasan bahwa asy-Syaikh Muqbil keras, … dll; yang menguatkan IT dalam menyifati para ‘ulama sunnah dengan sifat-sifat tersebut. Maka muncullah sekelompok orang yang menyempal dari Dakwah Salafiyyah. Sejak dari sinilah IT berhasil memecah belah Dakwah Salafiyyah.

Kemudian IT menyokong para du’at yang menyerang sunnah, menyuplai para du’at yang memerangi sunnah dan para ‘ulamanya. Demikianlah yang diperbuat oleh IT di manapun dia berada.

Janganlah kalian tertipu dengan orang yang mengatakan bahwa IT merupakan Jum’iyyah yang berjalan di atas sunnah dan mengajak kepada sunnah. Tidak. Kalau memang benar IT mengajak Sunnah maka tentunya dia (IT) tidak akan memerangi dakwah asy-Syaikh Muqbil di Yaman, yang beliau adalah mujaddid dakwah di Yaman. Juga dia tidak akan memerangi asy-Syaikh Rabi’, asy-Syaikh ‘Ubaid, dan para masyaikh sunnah lainnya. Lihatlah, apakah mereka (IT) pernah mendukung masyaikh sunnah?

Bisa jadi IT berupaya memanfaatkan beberapa tokoh yang dianggap berpegang kepada sunnah. Yaitu mengundang mereka untuk acara-acara daurah/tabligh akbar, dalam rangka mengacaukan barisan ahlus sunnah. (IT dan pendukungnya akan mengatakan), “Lihat tokoh ini, orang berakal dewasa. Masya Allah adil, da’i pertengahan. Sementara kalian orang-orang yang keras, keterlaluan membuat umat lari.”

Maka kami nasehatkan kepada semua da’i dan semua ‘alim, hendaknya merujuk kepada ‘ulama sunnah dalam menyingkap hakekat jam’iyyah Ihyaut Turats ini.

(Semua program yang mereka serukan), menggali sumber-sumber air, menyantuni anak-anak yatim, mukafaah para du’at, pembangunan masjid, menyelenggarakan acara daurah-daurah, … maka semua program tersebut sangat baik, namun dengan syarat apabila berjalan di atas Sunnah. Adapun kalau itu dijadikan sarana untuk menebarkan paham-paham hizbiyyah dan menutup mata dari pembahasan tentang prinsip-prinsip kebatilan ahlul bid’ah, serta untuk menentang dan memerangi ahlus sunnah, maka demi Allah program-program tersebut tidak bermanfaat. Janganlah itu menipu dan mengelabuhi kita. Apabila ada seorang (da’i) yang menyatakan diri di atas sunnah namun dia tertipu dengan IT ini, maka kita tidak kagum terhadap da’i tersebut. ‘Sesungguhnya orang yang mengetahui itu sebagai hujjah bagi orang yang tidak mengetahui’.

Maka wajib atas setiap orang yang menghormati Dakwah Salafiyyah dan menghargai ‘ulamanya untuk merujuk kepada yang memiliki hujjah dan bukti (tentang IT), jangan menyandarkan pada diri sendiri.

(adapun mengatakan),“Jika aku memiliki kesempatan untuk berdakwah kepada sunnah, aku akan datang kepada IT.”

Allahu Akbar!! Sungguh dengan sikap tersebut kamu telah mendukung sufiyah ahli khurafat, kamu telah menguatkan barisan mereka. dan dengan sikap itu kamu telah menipu umat, dengan mengesankan bahwa IT memiliki kebaikan, selaras dengan sunnah, dan kesan-kesan lainnya dengan keberadaanmu berjalan bersama IT.

Namun Allah pasti akan memisahkan antara kebaikaikan dengan kejelekan. Tidak ada seorang pun yang bernilai kejelekan murni/total. Ada yang mengatakan, “bahwa IT itu padanya ada kebaikan (kenapa harus ditahdzir)?” (Ini syubhat mereka). Perhatikan, Yahudi bukankah mereka juga punya kebaikan? Nashara bukankah juga punya kebaikan? Apalagi seorang muslim yang mengatakan Lailaaha illallah Muhammad Rasulullah (maka pasti padanya juga ada banyak kebaikan).

Namun kaidah (syubhat di atas) merupakan syubhat yang mengacaukan salafiyyin. Demikian juga keberadaan sebagian tokoh yang dianggap berpegang kepada sunnah, dan juga sebagian masyaikh, yang memberikan ceramah bersama Jum’iyyah IT atau menguatkan barisan mereka, maka demi Allah sungguh sikap mereka tidak selaras dengan manhaj salafush shalih.

Dalam manhaj Salafush Shalih siapapun yang menghinakan saudaramu ahlus sunnah maka tidak boleh kamu mendukungnya. Barangsiapa yang mencela ‘ulama sunnah, maka jangan didukung. Barangsiapa yang memecah belah Dakwah Salafiyyah – yang berada di Cina sekalipun – maka wajib bagi ahlus sunnah yang ada di Andalus sekalipun untuk berdiri bersama salafiyyin menentang pihak yang memecah Dakwah Salafiyyah tersebut.

Jangan ada  yang mengatakan, “Janganlah membawa permasalahan IT di Yaman ke negeri kita. jangan membawa permasalahan IT di Saudi ke negeri Indonesia.”

As-Salafiyyah itu adalah Islam, dan Islam adalah salafiyyah, ini merupakan agama kaum muslimin di semua tempat.

Hati-hati, syubhat-syubhat seperti di atas akan datang kepada kalian. Hendaknya kalian memiliki bekal landasan ilmu yang kuat dan kokoh sebelumnya datangnya mereka (para pembawa syubhat tersebut). Tahukah kalian imunisasi? Ketika kalian diberi imunisasi ketika sedang tertimpa penyakit? Ataukah itu diberikan dalam rangka memberikan perlindungan untukmu? Jawabannya adalah diberikan untuk memberikan perlindungan untukmu, agar memiliki kekebalan/daya tahan ketika didatangi penyakit.

Maka berbagai falsafah syubhat-syubhat seperti di atas, hendaknya menjadi motivator kepada kita semua untuk menguatkan tekad kita, dan bahwa dakwah yang kita serukan yaitu Dakwah Salafiyyah adalah dakwah yang satu di seluruh alam, baik di Indonesia, Jepang, Palestina, Amerika, Eropa, Asia, dan di seluruh penjuru dunia dakwah kita adalah dakwah yang satu. Apa yang dirasakan ahlus sunnah di Yaman dirasakan oleh ahlus sunnah di Indonesia, … dst.

Syubhat-syubhat di atas tidak pernah ada dari para ‘ulama, tidak pula dari manhaj salafush shalih. Waspadalah, jangan sampai memecah belah dakwah kalian dan jangan sampai memecah barisan ahlus sunnah di negeri ini. Sebagaimana Allah mengingatkan agar menyampaikan petunjuk kepada orang-orang muslimin yang tersesat. Maka kita mengingatkan orang-orang bergabung  bersama Jum’iyyah IT dan merendahkan salafiyyin.

Mereka akan mengangkat suara bahwa “aqidah kami adalah aqidah ahlus sunnah. Kami mengikuti aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam masalah al-asma’ wa ash-shifat, dalam masalah uluhiyyah, … “

Aqidah Ahlus Sunnah bukan sekedar omongan, bukan pula sekedar tulisan di atas kertas. Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah merupakan aqidah yang tertanam dalam hati, terwujudkan dalam amalan, diucapkan oleh lisan, padanya diletakkan prinsip al-wala’ wal bara’, kita bersikap loyal di atas aqidah ini, memusuhi juga berdasarkan aqidah ini.

Jika ada yang mengatakan, “Saya adalah ahlus sunnah”, namun dia ternyata bergabung dengan kelompok-kelompok sesat, seperti takfiriyyin, Ikhwanul Muslimin, dai-dai sesat, sufiyyah, quburiyyah, dll, hadir duduk di majelis-majelis mereka, menghadiri majelis-majelis dzikir mereka, perayaan-perayaan mereka, … menguatkan barisan ahlul batil. Maka berarti dia belum meyakini aqidah ahlus sunnah dengan benar. Dia belum mewujudkan aqidah tersebut dalam praktek amaliah. Dia belum melaksanakan prinsip al-wala’ wal bara’ di atas aqidah (salafiyah) ini.

Demi Allah, wahai saudara-saudaraka. Sungguh aku menyampaikan nasehati kepada kalian. Kalian akan mendapati orang-orang yang menyepelekan perkara-perkara batil yang ada di Jum’iyyah IT ini.

Ingat, jangan ada seorangpun yang memahami penjelasan kami ini bahwa para ‘ulama mengharamkan jam’iyyah khairaiyyah (lembaga-lembaga sosial). Tidak, para ‘ulama tidak mengharamkan jam’iyah khairiyah. Namun ketika amal-amal dan kegiatan-kegiatan sosial tersebut dijadikan sarana untuk menipu umat, sarana menarik simpati dengan harta, sarana untuk ….  (maka yang demikian adalah kebatilan). Sebelumnya seorang da’i lantang mentahdzir umat dari ahlul bid’ah. Kemudian datanglah IT memberikan suplay dana pada sang da’i tersebut di kantongnya. Maka berubahlah sikap sang da’i, “Siapa bilang mereka ahlul bid’ah?” Di Yaman terjadi, ada da’i yang mengatakan dengan tegas, “Hasan Albanna sesat, menyimpang dari sunnah, mengikuti aqidah shufiyyah, … dst.”  Kemudian datang IT memberikan gaji bulanan pada sang da’i tersebut, seraya mengatakan, “Siapa yang bilang Hasan al Banna itu sesat. Tidak. ” Demi Allah kisah ini benar-benar terjadi.

Seorang da’i mengatakan, “asy-Syaikh Muqbil imam mujaddid, asy-Syaikh salah seorang imam ahlus sunnah di Yaman, murid-muridnya tersebar di penjuru alam, walhamdulillah.” Datanglah IT memberikan gaji bulanan pada sang da’i, seraya mengatakan padanya, “asy-Syaikh Muqbil itu memecah belah kaum muslimin. Asy-Syaikh Muqbil dan asy-Syaikh Rabi’ itu keras dan kasar. Sunnah bukan demikian.”

Jadi dana bantuan (IT) tersebut bukan diberikan karena Allah. Tapi demi menarik simpati, dan untuk mengubah aqidah dan manhaj. Hizbiyyun bukanlah orang-orang bodoh. Mereka punya banyak wajah. Ketika berhadapan dengan salafiyyin, mereka menampakkan wajah salafy.  Datang kepada da’i salafy, IT bertanya, “Kamu mengajar apa?” dijawab oleh da’i “Saya mengajar Aqidah Thahawiyyah”, maka kata IT,”Baik, kami akan membantumu. Kamu tetap mengajar aqidah salafiyyah.” Berikutnya, gembong hizbiyyin juga mengajarkan aqidah ahlus sunnah. Kenapa? Agar ketika datang seorang salafy mengkritiknya, maka dia bisa menjawab, “Kenapa kamu mengkritik mereka, sementara mereka mengajarkan Thahawiyah, Wasithiyyah, Ma’arijul Qabul … .”

Padahal ketika dicek amaliahnya, apakah mereka meletakkan al-wala’ wa al-bara’  di atas aqidah yang mereka ajarkan?!  Demi Allah, ada seorang yang mengajarkan aqidah Thahawiyah. Kemudian ada yang bertanya padanya, “bahwa si fulan mengatakan Allah ada di mana-mana. Kami meminta anda memberikan hukum kepada kami.” Orang yang bertanya tidak mengira bahwa si pengajar aqidah Thahawiyah itu bakal merendahkannya. Si pengajar berkata, “Wahai saudaraku, kita sekarang sedang menghadapi zionisme, menghadapi Yahudi dan Nashara. Perkara yang kamu tanyakan hanya perkara sampingan!”

Kenapa dia (si pengajar) itu mengajar Thahawiyah jika memang manhajnya adalah demikian?  

Kasus lain, ada seorang pergi keluar bersama jama’ah menyimpang, namun merasa sedang menyampaikan agama Allah. Orang tersebut melihat manusia berthawaf di kuburan, berdoa di sisi kuburan, mengusap-usap kuburan. Maka orang tersebut mengatakan, “Ini syirik.” Namun disergah dengan ucapan, “Tidak. Jangan memecah belah barisan muslimin.”

Kalian mengikuti cara dakwahnya siapa? Allah memerintahkan Nabi-Nya:

{وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (87)} [القصص: 87]

“Dan serulah mereka ke (jalan) Rabb-mu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang musyrik.” (al-Qashash : 87)

Inilah dakwah tauhid. Sementara kalian berdakwah kepada tauhid atau kepada apa??

Maka janganlah antum semua tertipu.

Ceramah ini semuanya, kalau antum cermati, semuanya adalah keselarasan antara ucapan dan amalan. Barangsiapa yang mengajarkan aqidah ahlus sunnah wal jama’ah – walaupun dia mengajarkannya siang dan malam – namun tidak berpegang dengannya, maka:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3)} [الصف: 2، 3]

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa yang tidak kalian kerjakan.” (ash-Shaff: 2-3)

وعالم بعلمه لم يعملن      معذب من قبل عباد الوثن

Seorang yang berilmu namun tidak beramal dengan ilmunya

Dia akan diadzab sebelum diadzabnya para penyembah berhala!!

Seorang yang berilmu namun tidak beramal dengan ilmunya, maka dia menjadi orang pertama yang api neraka dinyalakan dengannya. Berikutnya orang yang bershadaqah karena riya’, berikutnya orang yang berperang karena ingin disebut sebagai pemberani.

Jadi sejarah perjalanan Jum’iyyah Ihyaut Turats bagi kita – duat ahlus sunnah wal jama’ah – sangat dikenal dan  terbukti. Waspadalah wahai generasi muda muslim Indonesia, wahai para ahlus sunnah wal jama’ah di sini, waspadalah jangan sampai IT memecah belah barisan kalian. Jangan tertipu dengan “syiar-syiar” sunnah yang ada pada mereka. Jangan tertipu bahwa bersama mereka ada syaikh fulan. Kita memiliki dalil-dalil dan bukti-bukti yang menunjukkan penyimpangan-penyimpangan Ihyaut Turats, dan menunjukkan bahwa IT menjatuhkan ‘ulama-’ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita semua dari kejelekannya.

http://dammajhabibah.net/2013/09/03/dari-daurah-slipi-sikap-terhadap-ihyaut-turats-it/