Fadhilatusy Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullahu Ta’ala berkata:
Sesungguhnya saat ini ahli bid’ah sangat banyak memenuhi bumi. Wal’iyadzubillah (hanya kepada Allah kita memohon perlindungan)! Kita tidak melakukan hajr (meninggalkan) mereka secara keseluruhan. Sesungguhnya mereka adalah lahan dakwah kita. Kita dakwahi mereka ke jalan Allah dengan hikmah dan nasehat yang baik. Adapun para tokoh pengatur dan para penyeru kebatilan yang ada di sekian banyak koran, majalah, kitab, kaset, muhadarah, media pengumuman, dan situs mereka, harus diperangi dan (umat manusia, pen) diperingatkan terhadap bahaya mereka, tidak duduk di majelis mereka, kitab-kitab mereka tidak dibaca, dan ilmu mereka tidak diambil.
Adapun orang awam mereka, kasihan, mereka tertipu (oleh tokoh-tokoh tersebut, pen), kita ajak ke jalan Allah Ta’ala dengan hikmah dan nasehat yang baik. Ucapan ini didukung oleh sekian banyak ucapan dan praktek para tokoh ahli Sunnah. Sesungguhnya mereka (para ulama, pen) mengajak orang-orang awam (yang terjatuh pada bid’ah, pen) ke jalan Allah Tabaraka Wata’ala, tidak melakukan hajr (meninggalkan) orang-orang awam tersebut sebagaimana mereka meninggalkan para tokoh kejelekan, kejahatan, dan kesesatan tersebut.
Pahami perkara ini! Jangan sampai sebagian dari kalian memahami bahwa setiap orang yang terjatuh pada kebid’ahan, wajib ditinggalkan, tidak diajak bicara, tidak didakwahi, dan tidak mendapatkan hak apapun. Bukan demikian. Dakwah tetap berlaku (bagi mereka, pen), bahkan kepada orang kafir, yahudi, dan nashrani. Dakwah berlaku kepada ahli bidah. Namun seseorang tidak boleh bersikap lembek (dalam beragama), mulai ragu akan kebatilan mereka, berlaku lemah lembut kepada mereka hingga akhirnya dia lenyap. Engkau ikhlaskan hanya untuk Allah ‘Azza Wajalla dan berusaha menyelamatkan orang yang terjatuh pada kesesatan, berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan penyuguhan yang baik, menetapkan hujjah dan dalil. Sesungguhnya ini merupakan salah satu sebab dari sekian banyak sebab hidayah. Dengan cara semacam ini, sekian banyak manusia dari sekian banyak negeri mendapatkan hidayah.
Al-Imam Muhammad bin AbdulWahhab datang dalam keadaan dunia penuh dengan kegelapan (syirik, bid’ah, maksiat, khurafat dan lain sebagainya, pen). Beliau bersungguh-sungguh dalam berdakwah kepada Allah Tabarak Wata’ala, sehingga Allah menghidayahi sekian banyak manusia melalui kedua tangannya. Dahulu, mereka adalah para penyembah kuburan, ahli khurafat, lagi tersesat kemudian mendapatkan hidayah melalui usaha beliau. Demikian juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan para tokoh dakwah salafiyin di India, mereka datang dalam keadaan dunia ini penuh dengan kegelapan, menyebarkan dakwah ini sehingga sekian milyun manusia menyambut dakwah mereka.
Allah Ta’ala berfirman,
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah ke jalan Rabbmu dengan cara hikmah, nasehat yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang paling baik. Sesungguhnya Rabbmu paling mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan paling mengetahui siapa yang berhak mendapatkan hidayah.” [Q.S. An-Nahl: 125]
Sumber:
Majmu Kutub Warasail Wafatawa Fadhilatisy Syaikh Rabi’ ibn Hadi Al-Madkhali –hafizhahullahu Ta’ala– 2/351-352 Syarh kitab Aqidatis Salaf Ashhabil Hadits bab ‘Alamat Ahlis Sunnah
Alih bahasa:
Abu Bakar Jombang
Abdullah bin Ali Al-Jombangi
Pon. Pes. Darul Hadits Fiyus, Lahj, Yaman
Rabu, 23 Jumadats Tsaniyah 1435 H
http://forumsalafy.net/?p=2898