Muqoddimah Al Ustadz Abu Abdillah Muhammad Abdullah Mubarok Barmim
(murid asy Syaikh Muqbil Ibn Hadi al Wadi’i rahimahullah)
{ÈÜÓã ÇááÜÜÜå ÇáÑÍãä ÇáÑÍíÜã}
ÇáÍãÏ ááå ÇáÐí ÃÑÓá ÑÓæáå ÈÇáåÏì æÏíä ÇáÍÞ áíÙåÑå Úáì ÇáÏíä ßáå æßÝì ÈÇááå ÔÜÜÜÜÜÜÜåíÜÏÇ, æÃÔåÏ Ãä á Åáå ÅáÇø Çááå æÍÏå áÇ ÔÑíß áå ÅÞÑÇÑÇ Èå æÊæÍíÏÇ, æ ÃÔåÏ Ãä ãÍãÏÇ ÚÈÏå æÑÓÜÜÜÜÜÜæáå Õáì Çááå Úáíå æÚáì Âáå æÕÍÈå æãä ÇßÊÜÝì ÂËÑå æÇÓÊäì ÈÓäøÊå Åáì íæã ÇáÏøíä, ÃãÇ ÈÚÜÜÜÜÜÜÜÏ :
Tidak diragukan lagi bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan begitu banyak kenikmatan kepada kita. Dan diantara kenikmatan-kenikmatan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita, setelah kenikmatan memeluk agama Islam, lalu kita diberikan Istiqomah dalam agama ini. Ada satu kenikmatan yang tidak banyak diketahui oleh manusia tentang derajatnya kenikmatan yang satu ini, kecuali bagi seseorang yang diperkenalkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengannya, yaitu berupa kenikmatan menuntut ilmu agama yang bermanfaat.
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menetapkan hati kita di dalam Al-Islam dan Istiqamah di dalam menuntut ilmu agama sampai kita berjumpa dengan Allah -Azza wa Jalla.
Bertepatan dengan akan diadakannya Daurah Masyaikh dari Yaman, maka kami akan berusaha menampilkan tulisan-tulisan dari Ulama’-ulama’ Yaman, dan akan diawali oleh tulisan Al-Imam Ahlussunnah di Yaman pada zaman kita yaitu : Al-Imam Al-‘Allamah Al-Muhadits Abu Abdur Rahman Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i –Rahimahullah-.
Dan kami berharap dengan kerendahan hati dan dari tulisan-tulisan yang sederhana ini bisa kita ambil sebagai suatu pelajaran yang berguna bagi kehidupan kita di dunia dan Akhirat, dan akhirnya kami mengharapkan partisipasi dari semua Ikhwan Salafiyyin Al-Fudhola’ untuk meluangkan waktunya menorehkan pena emasnya di dalam lembaran-lembaran kertas ini. Mudah-mudahan amalan kita yang kita niatkan ikhlas hanya untuk mencari keridloan Allah semata dan untuk menolong da’wah Salafiyyah yang penuh barokah ini diberi pahala yang setimpal di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, amin.
Surabaya/Dzulqo’dah 1425H/10-01-2005
Akhukum fillah
Abu Abdillah Muhammad Abdullah Mubarok Barmim
Muqoddimah Asy Syaikh Muqbil Ibn Hadi al Wadi’i rahimahullah
{ÈÜÓã ÇááÜÜÜå ÇáÑÍãä ÇáÑÍíÜã}
ÇáÍãÏ ááå ÑÈøÇáÚÇáãíä, æÕáì Çááå Úáì æ Óáã Úáì äÈíäÇ ãÍãÏ æÚáì Âáå æÕÍÈå, æ ÃÔåÏ Ãä áÇ Åáå ÅáÇ Çááå æÃÔåÏ Ãä ãÍãÏÇ ÚÈÏå æÑÓæáå… ÃãÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÇ ÈÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÚÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÜÏ :
(ãÞÏãÉ)
Saya bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan taufiq kepada saya di dalam menuntut ilmu agama yang bermanfaat, dan memudahkan jalannya bagiku. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memberikan taufiq kepadaku untuk menjalankan Sunnah Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wassalam, dan ini keutamaan dari-Nya semata, dan Dialah yang menunjukiku untuk menuntut ilmu agama.
Dialah (Allah Azza wa Jalla) yang memberikan aku kesabaran dan melindungi dari problematika yang terjadi di tengah perjalanan yang banyak dialami para Thalabatil ‘Ilmi, dan Dialah yang mencukupkanku dari glamornya kehidupan dunia dan kenikmatannya. Dialah pula yang memberikan kesembuhan kepadaku sehingga aku dapat melanjutkan menuntut ilmu agama.
Dialah (Allah Ta’ala)yang menghinakan musuh-musuhku dan orang-orang yang iri kepadaku dan mengembalikan kepada mereka kemarahan mereka sendiri yang mana itu semua tidak ada kebaikan sama sekali, dan mereka tidak akan mampu untuk menghalangi antara diriku dengan ilmu yang bermanfaat ini.
Dialah (Allah Subhanahu wa Ta’ala) yang memudahkanku dengan dua orang istri yang Shalihah Ummu Syu’aib dan Ummu Salamah mereka berdua bangkit memberikan bantuannya menolongku dalam bahats yang aku inginkan, dan perkara yang paling besar dari ini semua adalah teman-teman yang mulia dari kalangan ‘Ulama’ yang senang memberikan fatwa kepada siapa yang meminta fatwa, dan mereka (para ‘Ulama’) bangkit didalam mengajar pelajaran kepada saudara-saudaranya dalam semua bidang keilmuan yang bermanfaat.
Dan Dialah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memudahkan para penutut ilmu agama dan menyenangkan hati mereka dan menguatkan mereka, telah benar apa yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala : { æÅä ÊÚÏø äÚãÉ Çááå áÇ ÊÍÕæåÇ}
“Kalau kalian mencoba menghitung-hitung nikmat Allah maka kalian tidak akan mampu menghitungnya”
Kalaulah bukan dari nikmat yang satu ini (yakni nikmat Thalabul ‘Ilm) melainkan akan berpaling qulub (hati-hati) dari kabilahku “Qobilah Al-Wadi’ah” , ÝÌÒÇåã Çááå ÎíÑÇ atas apa yang telah mereka lakukan dari melindungiku dan melindungi da’wah ini.
Dan saya yakin bahwasanya tidak ada tempat seperti di Damaaj(Yaman), kita bisa menulis apa yang kita lihat bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala ridla dengannya, dan kita bisa berkhutbah – apa yang kita lihat – bahwasanya perkara tersebut dapat memberikan manfaat untuk Islam dan kaum Muslimin. Dan mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menutup amalan kita dengan kebaikan.
Dan inilah tanya jawab dari segala penjuru dunia, dan ini menunjukkan atas kepercayaan kaum Muslim kepada da’wah Ahlussunnah di negara Yaman, dan alhamdulillah telah tersebar sedikit banyak dari (kaset-kaset) muhadlarah dan tanya jawab atas pertanyaan orang-orang yang memohon fatwa. (disadur dari Muqadimah kitab “Tuhfatul Mujib”/Cetakan II-1423H / 2002M/ diterbitkan oleh : Daar el Athaar –Sana’a-Yemen).
æÇáÍÜÜÜÜÜãÏááå ÑÈø ÇáÚÇáãÜÜÜÜÜÜíä
ÃÈæ ÚÈÏ ÇáÑÍãä ãÞÈá Èä åÜÜÇÏí ÇáæÇÏÚí (ÛÝÑÇááå áå æÃÓßäå Çááå ÝÜÓíÜÍ ÌäÊå)
Soal :
Apakah Abdurrahman Abdul Kholiq seorang mubtadi’ (ahli bid’ah, red) ?
Jawaban Syaikh Muqbil :
Iya dia seorang Mubtadi’, kalau dia memang masih tetap menyeru kepada Hizbiyah, dan Rabbul ‘Izzah berfirman di dalam Al-Qira’an Al-Karim :
{ æÇÚÊÕãæÇ ÈÍÈá Çááå ÌãíÚÇ æáÇ ÊÝÑÞæÇ }
“Berpegang eratlah kalian dengan tali Allah dan janganlah kalian bercerai berai” [Al-Imron :103]
Kalau seandainya dari ahlil ilmi siapa yang mengatakan : “Sesungguhnya orang yang fanatik dengan madzhab yang empat atau salah satu darinya maka dia termasuk Mubtadi’”, seperti disebutkan oleh Al-Imam Shon’ani di dalam : “ÃÑÔÇÏ ÇáäÞÇÏ Åáì ÊíÓíÑ ÇáÅÌÊåÇÏ”
Adapun fanatik untuk hizbiyah-hizbiyah yang rendahan seperti ini maka termasuk bid’ah, demikian pula dia memerangi saudaranya Ahlussunnah dan melecehkan mereka (Ahlussunnah), dan legimitasi dia kepada demokrasi dan yang mengingkari atas Ahlussunnah mereka tidak mengatakan dengan ‘aml jama’i , maka dia adalah orang yang hilang akalnya, kalau begitu siapa yang mengingkari ‘aml jama’i dan Rabbul ‘Izzah berfirman di dalam Al-Qur’an Al-Karim :
{ æÊÚÇæä Úáì ÇáÈÑø æ ÇáÊÞæì æáÇ ÊÚÇæäæÇ Úáì ÇáÅËã æÇáÚÏæÇä }
” Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebajikan dan ketaqwaan, dan janganlah kalian tolong-menolong di dalam berbuat dosa dan pelanggaran” [Al-Maidah :2].
(Al Irsyad Al Islamiyyah mengamalkan tata cara demokrasi dalam pemilihan pengurus, yayasan Al Sofwa banyak berhubungan dengan politikus, merestui pikiran politikus, ikhwani, red),
Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :” ÇáãÄãä ááãÄãä ßÇáÈäíÇä íÔÏø ÈÚÖå ÈÚÖ ”
“Antara Mu’min yang satu dengan Mu’min yang lain itu saudara seperti bangunan antara satu dengan yang lainnya saling menopang”.
Akan tetapi di dalam batasan-batasan Al-Kitab dan As-Sunnah, bukan seperti apa yang di katakan : “Kami di perintahkan Amir (pemimpin) untuk mencukur jenggot-jengot kami, maka kami mencukurnya”, atau “Amir menyuruh kita untuk berpose dan berfoto ria maka kita berfoto ria”, dan lain sebagainya dari perkara-perkara yang haram.
Dan sesungguhnya saya bersyukur kepada Allah atas kebaikan yang ditetapkan-Nya di atas tangan-tangan da’i-da’i kepada Sunnah dari Ahlissunnah di negara Yaman. Keluarlah kalian kepada saudara-saudara kalian yang selalu mendapat suntikan dana (dari yayasan hizbiyyah, red), maka kalian dapati mereka ini mati tidak hidup (walaupun jasad mereka hidup). Mereka tidak terasa kapan mereka akan terjatuh dan mereka (da’i-da’i hizbiyun) sudah memprediksi bakal terjatuh.
Berbeda dengan da’i-da’i Ahlussunnah sesungguhnya mereka seperti apa yang di firmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an Al-Karim :
{ Ãáã ÊÑì ßíÝ ÖÑÈ Çááå ãËáÇ ßáãÉ ØíÈÉ ßÔÌÑÉ ØíÈÉ ÃÕáåÇ ËÇÈÉ æÝÑÚåÇ Ýí ÇáÓãÇÁ , ÊÄÊí ÃßáåÇ ßáø Ííä ÈÅÐä ÑÈåÇ }
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik , akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya”. [Ibrahim : 24-25].
Dan Alhamdulillah da’wah Ahlussunnah tersebar luas di negara Yaman ataupun di luar negara Yaman, dan aku berikan kabar gembira telah datang kepadaku pertanyaan dari negara Inggeris, dan dari negara Amerika, dan dari negara Jerman dan masih banyak lagi dari negara-negara yang lainnya mereka banyak bertanya tentang Abdurrahman Abdul Kholik dan Jumi’yah Ihya’ Turath.
Kami mentahdzir mereka dengan sebenar-benarnya tahdzir dari terjatuh ke dalam jaring-jaring mereka (hizbiyyun), kami katakan untuk mereka : “Mohonlah pertolongan kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berdakwahlah sebatas kemampuan kalian, bukanlah permasalahan terletak di harta, telah bersabar Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam atas lapar, pakaian sederhana dan sakit”. “Bersabarlah kalian berd’wahlah sebatas kemampuan kalian jangan jual da’wah kalian untuk fulan dan fulan.”
{Kitab “Tuhfatul Mujib” “Bersama Abdurrahman Abdul Kholiq”, soal nomor 8/halaman 175-176}.
Jawaban Syaikh Muqbil :
Dan telah kami katakan julukan yang pantas untuk Abdurrahman Abdul Kholiq adalah : Sulfaty”, sin dan laam untuk salafiyah, to’ dan ya’ untuk demokrasi.
Seperti Abdurrahman Abdul Kholiq, kalau dia masih tetap keadaannya – seperti keadaannya yang sekarang -, maka sepantasnya untuk menyebutkannya dengan Al-Jarh tidak menyebutkannya dengan At-Ta’dil. Dan ketika dahulu dia masih di Madinah Ar-Rasul Shallallahu ‘alaihi wassalam dahulu, dia lurus (jalannya) begitu pula ketika permulaan dia di negara Kuwait.
Mereka orang-orang yang terjarh, dan Jumi’yah Ihya’ At-Turats majruhah, sesungguhnya Jumi’yah ini telah memecah-belah da’i-da’i yang menyeru hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, begitu pula Jumi’yah Al-Hikmah Majruhah, dan Jumi’yah Al-Ikhsan Majruhah (keduanya di negara Yaman), begitu pula Al-Ikhwan Al-Muflisin.
Dan yang pertama kali menyeru kepada manhaj ini mereka adalah Al-Hizbiyun dari kelompok Sururiyyah dan Al-Ikhwan Al-Muflisin dan kelompok Jumi’yah Al-Hikmah dan kelompok Jumi’yah Al-Ikhsan.
{Kitab Tuhfatul Mujib : “Bersama Abdurrahman Abdul Kholik”, soal nomor 2/halaman 167}.
(Diterjemahkan oleh Al Ustadz Abu Abdillah Muhammad Abdullah Mubarok Barmim. Beliau murid syaikh Muqbil Ibn Hadi al Wadi’i rahimahullah, Yaman.)