oleh Ustadz Abul faruq Ayip Syafruddin
Mendoakan sang anak termasuk cara mendidik anak yang dituntunkan Islam. Saat orang tua mendoakan sang anak, saat itulah segenap perhatian tertuju pada sang buah hati. Oleh karena itu, agama mengingatkan agar orang tua tidak mengucapkan doa kejelekan kepada anaknya. Sebab, bisa saja doa kejelekan itu terkabul. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan hal itu, sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu (yang terjemahannya):
“Tiga doa yang tidak ragu lagi dikabulkan, yaitu doa (kejelekan) orang tua terhadap anaknya, doa orang yang tengah safar (bepergian) dan doa orang yang tengah dizalimi.” (HR. Abu Dawud)
Doa kejelekan yang dipanjatkan orang tua bisa memberi pengaruh terhadap keadaan anak. Sebagai manusia, terkadang kejengkelan hinggap dalam jiwa. Namun, berusahalah agar kejengkelan tersebut tidak membuahkan kata-kata yang jelek yang ditujukan kepada anak. Sikap jengkel adalah manusiawi. Namun manakala kejengkelan itu menjadi sebab terlontarnya sumpah serapah, umpatan dan caci maki, maka ini menjadi sesuatu yang tak baik. Lapangkanlah dada, besarkanlah jiwa, dan pancangkanlah kesabaran dalam diri.
“Janganlah kalian ucapkan kata (doa), kecuali yang baik. Karena sesungguhnya para malaikat mengaminkan apa yang kalian ucapkan.” (HR. Muslim dari Ummul-mukminin Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha)
Tak selamanya perilaku anak menyenangkan orang tua. Dari sekian sikap sang anak, ada saja diantaranya yang menjengkelkan orang tua. Keadaan ini semakin diperparah dengan keadaan sikap mental orang tua yang mudah terpancing situasi. Keadaannya bisa semakin runyam manakala orang tua dalam keadaan psikis tertekan (stress), lelah, penat dan tengah banyak menghadapi banyak masalah. Dalam kondisi semacam ini tingkat pengendalian orang tua menjadi melemah. Mudah marah, mengeluarkan kata-kata tak baik dan tindakan-tindakan tak terukur kerap muncul. Anak pun menjadi sasaran. Pelampiasan dihempaskan kepada sang anak akibat dari suasana hati, pikiran dan masalah yang mengakumulasi. Nas’alulllaha as-salaamah (Kita memohon kepada Allah keselamatan dari hal itu).
Menyadari betapa sebagai manusia banyak dihinggapi kelemahan, maka doa menjadi kekuatan dahsyat bagi manusia beriman. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam memberi keteladanan dalam mendoakan sang buah hati. Teladan indah itu diabadikan dalam firman Allah Ta’ala.
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: Ya Rabb-ku, jadikanlah negeri ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.” (Al-Baqarah:35)
Doakanlah anak. Kala sepertiga malam terakhir, saat banyak manusia lelap tertidur, hening, hati dan pikiran pun masih terasa bening, panjatkanlah doa kebaikan bagi sang buah hati. Mohonkan kepada Yang Mahatahu dan Mahakuasa atas segala sesuatu. Doakan ia menjadi anak yang shalih. Anak nan penuh bakti kepada kedua orang tuanya. Anak yang senantiasa memberi kebaikan kepada segenap manusia. Doakan ia menjadi pengamal dan pengawal dakwah tauhid. Doakan ia menjadi orang yang senantiasa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mencintai dan menghidupkan sunnah-sunnah Rasul-Nya. Doakan ia kala sujud dan kala waktu-waktu dan (di) tempat-tempat dikabulkannya doa. Sesungguhnya Allah Maha mendengar doa hamba-NYa.
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Ya Rabb-ku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih.” (Ash-Shaffaat:100)