Jeleknya Ahli Ahwa’ dan Ahli Bid’ah

  • Post author:
  • Post category:Manhaj

BAB 8
Jeleknya Ahli Ahwa’ dan Ahli Bid’ah

61. Dari Abi Hurairah radliyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Akan ada di akhir zaman nanti para dajjal dan pendusta, mereka mendatangimu dengan hadits-hadits yang belum pernah didengar oleh kamu dan bapak-bapak kamu maka hati-hatilah kamu dari mereka, mereka jangan sampai menyesatkan kamu dan menimbulkan fitnah terhadapmu.” (HR. Muslim dalam Muqaddimah 7)
62. Dari Khalid bin Sa’d ia berkata bahwa menjelang wafatnya Hudzaifah bin Al Yaman datang kepadanya Abu Mas’ud Al Anshary –radliyallahu anhuma– lalu berkata :
“Hai Abu Abdillah, berpesanlah untuk kami.” Hudzaifah berkata : “Bukankah telah datang kepadamu perkara yang yaqin, ketahuilah sesungguhnya kesesatan itu benar-benar kesesatan kalau kamu anggap ma’ruf (baik) apa yang sebelumnya kamu ingkari dan mengingkari apa yang telah kamu ketahui, hati-hatilah kamu dari sikap berbeda-beda (berpecah-belah, pent.) dalam agama Allah karena sesungguhnya agama Allah ini hanya satu.” (Al Hujjah fi Bayanil Mahajjah 1/33 dan Al Lalikai 1/90 nomor 120)
63. Dari Abi Qilabah dari Zaid bin Umairah ia berkata, Mu’adz bin Jabbal berkata :
“Hai manusia, sesungguhnya akan terjadi fitnah yang pada waktu itu harta benda berlimpah, Al Quran terbuka (tersebar) hingga mudah dibaca oleh seorang Mukmin, munafiq, pria dan wanita, anak-anak kecil maupun orang dewasa sampai-sampai seseorang berkata :
‘Kita telah membaca Al Quran tapi tidak ada yang mau mengikuti, tidakkah sebaiknya kita bacakan terang-terangan kepada mereka?’
Maka mereka membacanya terang-terangan dan tetap tidak ada satupun yang mengikutinya maka ia berkata :
‘Saya telah membacanya terang-terangan tidak ada juga yang mengikutiku.’
Lalu ia membangun tempat shalat di rumahnya lalu mengucapkan perkataan bid’ah yang bukan dari Kitab Allah bahkan tidak juga dari Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam maka hati-hatilah kamu dari bid’ahnya karena sesungguhnya bid’ah itu sesat.” (Al Lalikai 1/89 nomor 117, Al Hujjah 1/303, Ibnu Wadldlah 33, dan Abu Daud 4611)
64. Dari Ashim Al Ahwal ia berkata, Abul Aliyah berkata :
“Pelajarilah Al Islam! Maka jika telah kamu pelajari janganlah kamu membencinya dan tetaplah kamu di atas shirathal mustaqim karena itulah sesungguhnya Al Islam dan jangan kamu menyimpang ke kanan dan ke kiri. Dan berpeganglah dengan Sunnah Nabimu Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan apa yang dipegang oleh kaum Muslimin sebelum mereka membunuh shahabat mereka sendiri (Utsman bin Affan) dan sebelum mereka berbuat apa yang telah mereka perbuat. Maka sesungguhnya kami telah membaca Al Quran sebelum mereka berselisih (saling memerangi) dan sebelum mereka melakukan apa yang telah mereka lakukan selama 15 tahun. Dan berhati-hatilah kamu dari hawa nafsu ini yang senantiasa menimbulkan permusuhan dan kebencian di tengah-tengah manusia.”
Kemudian saya sampaikan hal ini kepada Al Hasan Al Bashry, katanya :
“Ia benar dan telah memberi nasihat.”
Dan saya ceritakan pula kepada Hafshah bintu Sirin, katanya :
“Keluargaku tebusanmu, apakah telah kau sampaikan kepada Muhammad (Ibnu Sirin) cerita ini?”
Saya menjawab tidak (belum). Lalu katanya :
“Jika begitu sampaikanlah kepadanya!” (As Sunnah Ibnu Nashr 13 nomor 26, Al Ibanah 1/299 nomor 136, Al Lalikai 1/56, 127 nomor 17, 214)

(Sumber : Kilauan Mutiara Hikmah Dari Nasihat Salaful Ummah, terjemah dari kitab Lamudduril Mantsur minal Qaulil Ma’tsur, karya Syaikh Abu Abdillah Jamal bin Furaihan Al Haritsi. Diterjemahkan oleh Ustadz Idral Harits, Pengantar Ustadz Muhammad Umar As Sewwed. Diambil dari www.assunnah.cjb.net.)