Ditulis Oleh Al Ustadz Abu Utsman Kharisman
✅Pemberi Syafaat Manusia dalam Jumlah Besar
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بِشَفَاعَةِ رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَكْثَرُ مِنْ بَنِي تَمِيمٍ
Akan masuk surga sejumlah orang yang lebih banyak dari Bani Tamim dengan syafaat seorang laki-laki dari umatku (H.R atTirmidzi, Ibnu Majah, dishahihkan Syaikh al-Albaniy)
Bani Tamim adalah suatu kabilah yang sangat besar. Hadits Nabi itu menunjukkan bahwa ada seorang laki-laki dari umat Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam yang dengan izin Allah memberikan syafaat kepada banyak orang. Saking banyaknya, jumlah orang yang mendapat syafaat dari laki-laki tersebut lebih banyak dibandingkan orang-orang pada Bani Tamim, suatu kabilah yang sangat besar.
Sebagian Ulama ada yang menyatakan bahwa laki-laki pemberi syafaat itu adalah Utsman bin Affan. Sedangkan sebagian Ulama lain ada yang menyatakan bahwa itu adalah Uwais al-Qoroniy. Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berpendapat bahwa orang yang dimaksud Nabi tersebut adalah Uwais al-Qoroniy (al-Mustadrak karya al-Hakim no riwayat 5729 (3/461)).
Para Nabi bisa memberikan syafaat, demikian juga para Malaikat maupun orang sholih. Namun semuanya hanya bisa memberikan syafaat dengan izin Allah Ta’ala.
…مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ…
…dan siapakah yang bisa memberikan syafaat di sisi-Nya kecuali atas izin-Nya?! (Tidak ada)…(Q.S al-Baqoroh ayat 255)
Pemberian syafaat juga tidak bisa diperoleh jika Allah tidak meridhai:
وَلَا يَشْفَعُوْنَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى
Mereka tidaklah memberikan syafaat kecuali kepada orang yang diridhai (oleh Allah) (Q.S al-Anbiyaa’ ayat 28)
وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئاً إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى
Betapa banyak Malaikat di langit tidaklah syafaatnya bermanfaat untuk mereka sedikitpun kecuali setelah diizinkan Allah bagi siapa yang dikehendaki dan diridhai-Nya (Q.S anNajm ayat 26)
Salah satu syarat utama untuk mendapatkan syafaat itu adalah orang tersebut mentauhidkan Allah, tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun, tidak berbuat kesyirikan. Karena Allah tidaklah meridhai kecuali tauhid. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
لِكُلِّ نَبِىٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِىٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّى اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِى شَفَاعَةً لأُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَهِىَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِى لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا
Setiap Nabi memiliki doa mustajabah. Setiap Nabi telah menyegerakan doanya. Sedangkan aku menyimpan doaku sebagai syafaat bagi umatku pada hari kiamat. Syafaat itu akan diperoleh InsyaAllah bagi orang yang meninggal dari kalangan umatku yang tidak mensekutukan Allah dengan suatu apapun (H.R Muslim dalam Kitabul Iman, dari Abu Hurairah)
✅Nasihat Uwais untuk Membangkitkan Perasaan Takut Kepada Allah
Tidak jarang seseorang merasa aman dari adzab Allah. Meski ia telah banyak berbuat dosa, namun seakan-akan itu tidak berbekas dalam hatinya. Tak ada penyesalan sama sekali. Tidak ada perasaan khawatir sedikitpun bahwa Allah akan mengadzabnya. Lalai, larut dalam menikmati kehidupan dunia.
Salah satu nasihat Uwais al-Qoroniy adalah hendaknya kita merasa sangat takut kepada Allah, seakan-akan kita telah membunuh manusia seluruhnya.
Uwais al-Qoroniy rahimahullah menyatakan:
كُنْ فِي أَمْرِ اللَّهِ كَأَنَّكَ قَتَلْتَ النَّاسَ كُلَّهُمْ
Jadilah engkau dalam urusan Allah, seakan-akan engkau telah membunuh manusia seluruhnya (riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak, al-Baihaqiy dalam Syuabul Iman, dan Ibnu Asaakir dalam tarikh Dimasyq)
Bisa dibayangkan jika kita membunuh semua orang, akan terbayang besarnya dosa itu sehingga kita akan berusaha untuk bertaubat dan memperbanyak amal sholih. Kita benar-benar takut Allah akan mengadzab kita akan besarnya dosa tersebut. Hal utama yang mendominasi pikiran kita adalah bagaimana caranya agar Allah mengampuni dosa kita yang sangat besar dan banyak itu.
Seringkali orang meremehkan suatu dosa. Dianggapnya kecil. Padahal bisa jadi dosa-dosa itu akan membinasakannya.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَرَبَ لَهُنَّ مَثَلًا كَمَثَلِ قَوْمٍ نَزَلُوا أَرْضَ فَلَاةٍ فَحَضَرَ صَنِيعُ الْقَوْمِ فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَنْطَلِقُ فَيَجِيءُ بِالْعُودِ وَالرَّجُلُ يَجِيءُ بِالْعُودِ حَتَّى جَمَعُوا سَوَادًا فَأَجَّجُوا نَارًا وَأَنْضَجُوا مَا قَذَفُوا فِيهَا
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Hati-hatilah kalian dari dosa-dosa yang dianggap remeh. Karena sesungguhnya dosa-dosa itu akan berkumpul pada seseorang hingga membinasakannya. Dan sesungguhnya Rasulullah shollallahu alaihi wasallam membuat permisalan, seperti suatu kaum yang singgah di padang luas. Kemudian seorang laki-laki datang dengan membawa ranting (untuk kayu bakar), seorang lagi datang dengan satu ranting, hingga terkumpul banyak. Mereka pun bisa membuat api dan api tersebut bisa memanggang semua yang dilemparkan ke dalamnya (H.R Ahmad, dinyatakan shahih li ghoirihi oleh Syaikh al-Albaniy dalam Shahih atTarghib)
✅Wafat dalam Perang Shiffin
Yahya bin Ma’in rahimahullah menyatakan:
قُتِلَ أُوَيْسُ الْقَرَنِي بَيْنَ يَدَيِ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلِي بْنِ أَبِي طَالِبٍ يَوْمَ صِفِّيْن
Uwais al-Qoroniy terbunuh di hadapan Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib pada hari Shiffin (al-Mustadrak alas Shohihayn karya al-Hakim (3/455)).
Semoga Allah Ta’ala merahmati Uwais…sang Tabi’i terbaik.