Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Ta’ala. Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya serta para sahabatnya nan mulia.

Atas pertolongan Allah Ta’ala, Salafy.or.id bisa ditayangkan kembali setelah beberapa saat undur diri dari dunia maya. Berbagai sisi coba kami benahi. Meski dengan upaya tersebut, masih terasa banyak kekurangan yang perlu disempurnakan. Namun, seiring dengan tingkat kebutuhan umat yang sedemikian besar terhadap ilmu dan informasi dakwah, maka dengan tawakal kepada Allah Ta’ala kami luncurkan Salafy.or.id ke hadapan pemirsa.

Di tengah berkelebatnya fitnah, percikan syubuhat dan syahwat bertebaran di mana-mana, tak sedikit manusia yang terseret meniti jalan batil. Mereka terseok dalam kegelapan. Tanpa bimbingan ilmu, mereka jatuh tersungkur memperhamba hawa nafsunya. Tindak tanduknya tak mencerminkan sebagai seorang hamba yang takut kepada Al-Khaliq.

Dalam suasana semacam itu, memberi bimbingan kepada umat adalah sesuatu yang teramat urgen. Di atas kerangka itulah Salafy.or.id berupaya berkiprah untuk turut memberi arahan.  Salafy.or.id berupaya menebar kebajikan dengan manhaj yang jelas tegas, manhaj salafu ash-shalih. Sebab, tidaklah akan menjadi baik keadaan umat ini kecuali dengan mengikuti apa yang telah dilakukan oleh orang-orang terdahulu (salafus ash-shalih).

Manhaj salaf adalah sebuah metodologi memahami Islam. Metodologi yang merujuk kepada apa yang dibawa oleh para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Tiga generasi inilah yang telah dinyatakan sebagai generasi terbaik oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salla. Dalam sebuah hadits dari Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah pernah bersabda (artinya):

“Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku. Kemudian orang-orang yang berikutnya, lantas orang-orang yang berikutnya.” (HR. Al-Bukhari).

Tentu, tiadalah yang kami harap dari upaya ini kecuali mengharap wajah-Nya semata. Semoga bulir-bulir kebajikan yang kami tebar bisa menjadi penentu arah dalam meniti kehidupan. Bisa menjadi tali kendali dalam mengarungi dunia nan sarat syubuhat dan syahwat. Bisa menjadi setitik cahaya di tengah fitnah nan menggulita, sulit terlihat bagai semut hitam berjalan di seonggok batu legam di tengah malam nan gulita.

Mudah-mudahan Allah Ta’ala menerima amal usaha kami ini sebagai amal shalih. Atas segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, tentu kami memohon maaf. Tiada gading yang tak retak. Sesungguhnya, manusia dicipta dalam keadaan serba memiliki keterbatasan. Manusia bersifat lemah. Wallahu ‘a’lam.